Kidung I’tiraf Jawa ini diajarkan oleh ibu dan simbah saya yang diperoleh secara turun-temurun. I’TIRAF (Pengakuan Dosa) dikenal sebagai Syair Abu Nawas. Sejak masa lampau syair ini menyebar dan diresepsi ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Jawa. Kidung yang saya nyanyikan hanyalah satu versi dari banyak versi syair I’tiraf Jawa. Pada masa lampau syair ini diajarkan di sentra edukasi keagamaan masyarakat Islam.
Berikut ini merupakan lirik kidung I’tiraf Jawa dalam bahasa Jawa dilengkapi dengan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
Lirik Kidung:
‘Dhuh Gustiku, neng firdaus (kula) sanes ahlinya
Neng naraka jahim kula tan kuwawa
Kula tobat saking sakathahing dosa
Namung Gusti Dzat Kang Paring Pangapura
Dosa kula lir wedhi segara akehnya
Gandheng dosa kawula nyuwun ngapura
Umur kula saben dinten tansah suda
Gek ‘dos pundi kok tambah dosa kawula
‘Dhuh Gustiku, kawula sowan Paduka
Kula tobat, ‘dhuh Dzat Kang Agung Sanyata
Yen Paduka ngapura sampun mesthinya
Yen tan kersa gek sinten kang melasana
Terjemah Kidung ke dalam Bahasa Indonesia
Wahai Tuhanku, di surga firdaus (saya) bukan penghuninya
Di neraka jahim saya juga tidak kuat
Saya bertobat dari banyaknya dosa
Hanya Tuhanlah Dzat Yang Maha Pemberi Ampunan
Dosa saya sebanyak pasir di lautan
Karena berdosa, saya memohon pengampunan
Umur saya setiap hari semakin berkurang
Bagaimana ini semakin bertambah dosa saya
Wahai Tuhanku, saya berserah kepada-Mu
Saya bertobat, wahai Dzat Yang Maha Agung
Jika Engkau mengampuni, sudah semestinya
Jika Engkau tidak bersedia (mengampuni), siapa lagi yang akan mengasihani (saya)
Discussion about this post