Hingga saat ini persoalan keluarga difabel sudah banyak dikaji, terutama dalam hal peran keluarga dalam mendukung kehidupan anggota keluarganya yang difabel. Namun, di luar persoalan itu, terdapat sisi lain dari kehidupan difabel yang perlu dikaji, yaitu relasi gender dalam kehidupan keluarga difabel. Tulisan ini mengkaji pola pembagian kerja keluarga difabel dengan didasarkan pada 2 keluarga institutional dan keluarga companionship di Kelurahan Comongan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Terdapat dua ranah yang dianalisis dalam tulisan ini. Pertama, pembagian kerja di ranah domestik yang meliputi pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, pengambilan keputusan pendidikan anak, pembelian asset, dan kesehatan. Kedua, pembagian kerja di ranah publik yang menyangkut ekonomi, sosial, dan keagamaan.
Tulisan ini menemukan pembagian kerja dan pola relasi dalam keluarga difabel cukup beragam. Keluarga difabel yang dapat membangun relasi seimbang disebabkan karena mereka hidup mandiri, baik dari sisi finansial maupun dari intervensi dari keluarga besar. Sementara itu, terdapat keluarga difabel yang masih menunjukkan pola-pola yang kurang seimbang yang disebabkan karena kondisi kehidupan yang menuntut upaya kerja keras atau belum tercukupi. Relasi yang terbangun, tidak secara literal sesuai dengan pandangan pola relasi keluarga pada umumnya. Terdapat modifikasi pola karena difabilitas yang dialami oleh anggota keluarga difabel. Pemahaman agama turut serta dalam melakukan modifikasi pola dan relasi dalam berkeluarga ini.
* Tulisan utuh selanjutnya silahkan DI SINI
Discussion about this post